
nii skilas kgiatan gw dsana (: hihi
skalian tgas bhasa indonesia , buat narasi . heheh
Kesederhanaan pun Membahagiakan
Hari yang kami tunggu-tunggu telah tiba. Pada hari ini, Kamis, 15 April 2010, SMA Santo Yakobus kelas XI akan berangkat live-in ke Wonosobo. Pk 16.30, kami telah tiba di halaman sekolah dengan memakai kaos live-in yang berwarna merah. Empat bus sudah siap memberangkatkan kami. Semua siswa pun masuk ke dalam busnya masing-masing. Kebetulan, Aku dan Stella berbeda bus. Stella di bus I dan aku di bus II.
Perjalanan pun dimulai dengan doa dari guru kami. Aku duduk dengan Anas dan Patty, sedangkan Stella duduk dengan Jessica. Semua anak di bus sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang nyanyi, ada yang ngobrol, makan cemilan, bahkan ada yang tidur. Beberapa kali bus kami berhenti untuk isi bensin dan ke WC umum. Pada pk 20.00, bus berhenti di sebuah rumah makan dengan nama “RM MARKONI”. Tidak lama setelah kami makan, hujan lebat turun, sehingga kami terpaksa menunggu hujan berhenti untuk melanjutkan perjalanan kami. Saat hujan mulai reda, kami langsung berlari masuk ke bus masing-masing. Hari semakin larut dan kami semua pun tertidur.
Tak terasa hari sudah pagi. Kami melihat pemandangan alam di kanan kiri, udara juga terasa semakin sejuk. Beberapa lama kemudian, bus berhenti di RM JOGLO. Ternyata kami sudah sampai di Desa Kapencar, Wonosobo. Kami semua turun dari bus dan meletakkan barang-barang bawaan kami di mobil pick-up yang telah disediakan. Lalu kami jalan kaki ke Gereja St.Philipus. Kami disambut dengan sangat baik oleh panitia live-in dan kami makan pagi bersama. Setelah itu, diadakan upacara serah-terima peserta live-in dari pihak sekolah kepada orang tua asuh. Aku dan Stella akan tinggal bersama keluarga Ibu Sepiyanti.

Ibu Sepiyanti menjemput kami. Lalu, kami menyusuri jalan berbatu yang menurun, sambil membawa barang bawaan kami yang cukup berat. Tidak lama kemudian, kami sampai di rumah orang tua asuh kami. Kami disediakan sebuah kamar yang cukup besar dan dipersilahkan istirahat oleh Ibu. Kami membereskan barang-barang kami, dan segera pamit kepada Ibu untuk mengunjungi teman-teman kami yang lain.
Ternyata rumah kami berdekatan dengan rumah Adeline dan Eunike. Tidak jauh dari situ, ada rumah Fredi dan Alvin, Yessy dan Fenita, serta masih banyak lagi. Kami berjalan-jalan bersama Adeline dan Eunike sambil memakan cemilan. Siang pun tiba dan kami kembali ke rumah.
Di rumah, sudah ada Pak Tri, suami Ibu Sepiyanti yang menyambut kami. Pak Tri bercerita tentang kehidupannya kepada kami. Mereka memiliki 3 orang anak yang sudah besar, yang pertama sudah kerja, yang kedua sedang kuliah, dan yang terakhir masih sekolah kelas 2 SMP. Pak Tri ialah seorang petani sayur-mayur dan tembakau. Lalu, makan siang telah disediakan, dan kami makan.
Setelah makan, kami mandi, dan bersiap-siap pergi ke gereja, karena akan diadakan misa. Setelah misa selesai, kami pamit kepada Ibu untuk main di rumah teman kami. Kami pergi ke warung Natasya dan Meiliana. Di sana sudah ada Ivan, Axel, dan Dede juga. Kami bermain kartu bersama. Waktu terasa cepat berlalu, malam pun tiba, dan kami harus kembali ke rumah kami masing-masing.
Sesampainya kami di rumah, Ibu dan Bapak menyambut kami dan menyuruh kami makan. Setelah makan kami diajak Ibu pergi ke warung live-in. Di warung sudah ada banyak ibu-ibu yang sibuk mempersiapkan dagangan untuk membantu tetangga mereka yang sakit kanker. Malam semakin larut dan kami pulang untuk beristirahat.
Keesokan harinya, kami dibangunkan oleh Ibu. Ternyata sudah pukul delapan dan Bapak sudah ke ladang. Kami pamit kepada ibu untuk jalan-jalan. Kami ke warung Yessy dan memesan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Saat kami duduk-duduk di warung live-in, Anas dan Patty menghampiri kami dan mengajak kami ke sungai dengan teman yang lain. Kami lalu pergi dan main di sungai yang lumayan jauh dari situ. Setelah puas bermain dan berfoto, kami mengunjungi rumah Ivan dan Axel. Saat kami ingin pulang,hujan datang sehingga kami hujan-hujanan untuk pulang. Sampai di rumah,kami membersihkan diri dan istirahat sejenak.
Malam harinya diadakan pertemuan lingkungan di rumah Bapak Kris. Disana semua teman-teman kring Yohanes berkumpul bersama. Kami saling memperkenalkan diri, mengucapkan kesan kami di rumah masing-masing, mendengarkan sarasehan, dan makan snack bersama.
Esok hari, Minggu, 18 April 2010, aku bertugas untuk bakti sosial ke Temanggung, maka aku bangun cukup pagi dan mempersiapkan diri. Aku mampir ke rumah Daniel Mattjik agar dapat berangkat bersama. Setelah berjalan cukup lama, sampailah aku di gereja dan melanjutkan perjalanan ke luar Desa Kapencar bersama Pak Dede dan Arriyo. Kami naik bus menuju Reco, di rumah Bapak Budi. Lalu naik bus lagi ke Temanggung, ke Panti Asuhan bersama Pak Aloy, Bu Patmi, Pak Dede, Arriyo, Kartika, DM, Alan, dan Monic. Perjalanan cukup panjang, tetapi akhirnya kami sampai. Panti asuhan itu cukup sederhana, anak-anaknya sedang mempersiapkan bahan-bahan masakan. Setelah puas foto-foto, kami naik angkot ke rumah Pak Bambang yang juga ada di Temanggung. Di sana kami disuguhkan beranekaragam makanan, mulai dari snack sampai makan siang. Sebelum siang tiba, kami pamit pulang, Pak Bambang pun ikut bersama kami.
Pk 11.30, Aku, DM, dan Arriyo diturunkan di pintu masuk Desa Kapencar. Aku menghubungi Stella, Stella sedang main di rumah Meiliana. Ia bercerita kegiatannya selama aku baksos, jam 9 pagi ia ikut misa bahasa Jawa di gereja, lalu dilanjutkan kerja bakti bersama warga setempat membersihkan rumput di halaman dekat gereja, untuk dijadikan tempat parkir. Setelah kerja bakti, Stella pamit pada Ibu untuk pergi main ke rumah Mei.
Aku merasa cukup lelah, maka aku duduk-duduk di depan Polindes sambil menunggu Stella. Tidak lama kemudian, Stella kembali, dan kami melanjutkan kegiatan bersama lagi. Kami ngobrol-ngobrol di warung live-in, main di rumah kami, dan beristirahat di rumah sambil berbagi cerita dengan Bapak. Malamnya diadakan pertunjukan kuda lumping, maka kami nonton bersama Ivan, Dede, Santhy, dan lain-lain.
Hari keempat, lagi-lagi kami bangun jam 8. Hari ini hari terakhir kami bisa berjalan-jalan di Desa Sontonayan dan Kapencar. Kami diajak pergi ke ladang Pak Roso, kami pun ikut dan berfoto-foto di sana. Ladang Pak Roso menanam singkong dan cabai. Setelah itu kami jalan-jalan di sekitar rumah, mengambil oleh-oleh pesanan kami di warung Yessy, dan kumpul-kumpul di warung live-in. Siang ini juga diadakan bazar di Reco, tetapi karena aku merasa cukup lelah, aku memutuskan tidak ikut pergi ke Reco. Stella pergi bersama teman-teman yang lain. Ia berkumpul di gereja dan pergi naik mobil pick-up. Bazar di Reco berjalan sukses dan sangat ramai. Setelah cukup lelah, Stella kembali ke rumah. Ia telah membeli beberapa potong pakaian untuk kami berikan kepada keluarga Bapak Tri.
Malam hari tiba, ini malam terakhir kami di Desa Sontonayan. Panitia live-in mengadakan kenduri untuk kami semua. Peserta dari desa lain, yaitu Reco dan Anggruk Gondok pun datang. Dalam acara itu, diadakan serah terima sumbangan, kesan-pesan peserta live-in, serah terima kembali para peserta live-in, dan dilanjutkan makan malam, serta acara keakraban.
Saat kami sudah ingin pulang bersama Arja, anak Pak Tri, hujan turun. Untungnya kami membawa payung sehingga tidak kehujanan. Kami mampir sebentar di warung live-in untuk mengambil pesanan oleh-olehku. Ternyata pesanan belum siap, kami pun menunggu cukup lama bersama teman-teman yang lain. Setelah mengambil pesanan, kami pulang ke rumah, dan sedikit kehujanan. Sesampainya di rumah, kami membersihkan diri dan packing untuk pulang besok.
Selasa, 20 April 2010, kami bangun jam 6 dan langsung siap-siap. Ibu telah mempersiapkan oleh-oleh untuk dibawa pulang, yaitu cimol, opak, dan ketela. Tidak lupa, kami menyerahkan pakaian yang Stella beli di bazar dan meminta kesan pesan dari Ibu, serta foto bersama Bapak dan Ibu sebagai kenang-kenangan. Setelah itu Bapak mengantar kami ke rumah Pak Kris, di sana sudah ada beberapa teman yang akan berangkat ke gereja diantar Pak Kris.
Kami beramai-ramai naik mobil pick-up dan sampai di RM JOGLO. Kami langsung memasukkan barang bawaan ke bagasi bus dan siap untuk berangkat pulang. Perjalanan pun berlangsung. Lagi-lagi aku dan Stella berbeda bus. Kegiatan yang kami lakukan hampir sama, yaitu tidur, makan cemilan, ngobrol, dan foto. Pk 12.00 bus berhenti sejenak untuk makan siang. Dan sama seperti saat berangkat, bus berhenti di RM Markoni untuk makan malam. Akhirnya, pk 21.30, bus tiba di halaman Sekolah Santo Yakobus, dan berakhirlah kegiatan live-in kami. Kami tidak akan melupakan kegiatan ini, terutama kebaikan dan kesederhanaan, serta kebahagiaan dari keluarga Bapak Tri dan Ibu Sepiyanti.
Agatha Gabriele/ XIA1/ 2
Stella Hardiyanti/ XIA2/ 24
No comments:
Post a Comment